Skip to content
Menu
Ransel Wisata
  • Home
  • Destinasi
    • Dalam Negri
    • Editor Pick
    • Kategori
    • Luar Negri
  • Tips Wisata
  • Privacy Policy
Ransel Wisata
Sejarah Gunung Bromo

Sejarah Gunung Bromo

Posted on 27/12/202227/12/2022

Gunung Bromo memang mempunyai sebuah misteri sehingga banyak sekali para wisatawatan yang berkunjung ke gunung yang exotis ini. Bromo selalu menyugukan pemandangan alam yang tiada duanyaa, matahari terbit pada pagi hari yang begitu indah, Kepulan asap Bromo menandakan bahwa gunung ini masih aktif, hamparan lautan pasir serta keindahan Padang Rumput Savana, semua itu di sajikan hanya untuk kita sebagai penikmat alam. Dibalik itu semua Bromo mempunyai sebuah legenda yang perlu kita ketahui. Maka dari itu akan kami angkat sebuah cerita tentang Sejarah Gunung Bromo atau Legenda Gunung Bromo untuk menemukan asal-usul Suku Tengger yang mendiami area wisata Gunung bromo.


Di ceritakan sebuah kisah pada kala itu hiduplah seorang wanita cantik nan elok bernama Rara Anteng. beliau adalah titisan dewa yang mendiami tempat tersebut. karena akan kecantikannya serta kebaikan hatinya banyak sekali para pria putra raja yang jatuh hati ke pada Rara Anteng dan ingin melamarnya. entah kenapa alasannya yang jelas Rara anteng tidak mencintai laki-laki yang datang meminangnya. Selain itu ada pula seorang laki-laki gagah dan tampan yang juga tinggal di desa itu, laki-laki itu bernama Joko Seger. Joko Seger yang kepribadiannya baik juga dermawan membuat hati Roro Anteng jatuh cinta kepada laki-laki itu. karena kedekatan mereka, makin hari rasa cinta itu tumbuh dan ingin saling memiliki, mereka akan memutuskan untuk segera menikah, tapi ada sebuah prahara datang menghampiri mereka, datanglah seorang laki-laki sakti bernama Yai Bima seorang Bajak Laut sakti. Yai Bima ini tidak hanya di kenal sebagai pembajak sakti tetapi juga suka membunuh jika kemauannya tidak di turuti.

Sejarah Gunung Bromo pun berlanjut. Kedatangan Yai Bima ini bertujuan untuk mempersunting gadis jelita si Rara Anteng, Yai Bima memaksa Rara Anteng untuk segera menikah dengannya, karena dalam lubuk hati Rara Anteng sudah jatuh hati kepada Joko Seger maka ia pun menolak pinangan itu, murka lah si Bajak laut tersebut, dan memaksa Rara anteng untuk menikah dengannya, dengan berat hati Rara anteng pun menyetujuinya tetapi dengan satu syarat yaitu membuat lautan di atas Gunung dalam waktu satu malam. Yai Bima pun langsung menyanggupi syarat tersebut karena syarat ini terlalu ringan untuk di kerjakan.


Malam pun mulai tiba sang bajak laut sudah menyiapkan tempurung kelapa, dengan kesaktiannya dia pun memulai mengerjakan untuk membuat lautan di tengah gunung. tengah malam pun telah tiba, pekerjaan sang bajak laut akan segera selesai, namun hati sang jelita Rara Anteng gelisah dan tidak tenang, ia pun mencari ide untuk mengagalkan Yai Bima. Tanpa berfikir panjang di ambillah sebuah alu dan Lesung padi kemudian di tumbuklah lesung itu hingga membuat para ayam berkokok.

Sejarah Gunung Bromo pun berlanjut, Mendengar ayam berkokok Yai Bima berfikir kalau pagi telah tiba, dan dengan perasaan murka dan gagal di lemparlah tempurung itu hingga menjadi sebuah gunung yang sekarang kita beri nama Gunung Batok ( berada di samping gunung Bromo ). karena kegagalah itu sang bajak Laut meninggalkan desa itu. Berbagialah hati Rara Anteng, sehingga ia pun melanjutkan perjalanan cintanya dengan sang pujaan hati Joko Seger, dan tibalah saatnya mereka pun menikah dengan rasa penuh bahagia dan suka cita, pada saat itu pula mereka membuat sebuah wilayah yang di beri nama SUKU TENGGER, nama “TENGGER” itu sendiri di ambil dari nama akronim mereka sendiri yaitu “TENG” dan “GER”.

Melanjutkan kisah cerita akan Sejarah Gunung Bromo, dari hari berganti hari, bulan berganti bulan serta tahun berganti tahun rasa kebahagiaan mereka berganti kegelisahan dan kesedihan karena mereka tidak di karuniai seorang keturunan, dengan bisikan para Dewa mereka harus bersemedi di gunung Bromo, kemudian mereka melakukanya dan mereka meminta untuk di berikan keturunan, terdengarlah sura gaib jika do’a mereka akan di kabulkan tapi dengan syarat anak terakhir di persembahkan ke kawah Bromo, mereka menyetujuinya. Tahun berganti tahun dengan jumlah anak yang di miliki sampai berjumlah 25, karena merasa bahagia sehingga mereka berdua lalai dengan janjinya, hingga pada akhirnya Dewa itu pun menagih janji tersebut tapi mereka berdua tak tega jika harus mempersembahkan anak bungsunya menjadi Tumbal. Pada akhirnya dewa itu pun Marah dan menghancurkan seluruh keluarga mereka, sehingga terdengar sebuah bisikan dari anak terkahir raden Kusuma, wahai penduduk Suku Tengger yang aku cintai, Aku telah dikorbankan oleh kedua orang tua saya, berikan lah sesaji setiap tahun supaya hidup kalian aman, tentram dan damai.

Pada saat itu kebiasaan suku Tengger melakukan acara itu yang mereka namakan upacara Yadnya Kasada Bromo yang di adakan setiap tahun untuk menunjukkan rasa syukur kepada Sang Pencipta serta sebagai sarana mengenang leluhur melalui pembacaan Sejarah Gunung Bromo dan Sejarah Suku Tengger. Upacara adat Kasodo tersebut di lakukan di sebuah Pura Luhur Poten Bromo, dan di akhiri di puncak kawah bromo untuk melemparkan sesaji hasil bumi.

Sejarah Gunung Bromo
Demikianlah singkat cerita tentang Sejarah Gunung Bromo atau Legenda Gunung Bromo yang melegenda, semoga bermanfaat bagi pembaca, dan menjadi budaya yang tak pernah luntur.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Yuk, Masukkan 6 Tempat Wisata di Magelang Ini untuk Destinasi Liburanmu Nanti
  • Noars Rafting Pekalen
  • Sejarah Letusan Bromo
  • Sejarah Gunung Bromo
  • Antara Agama, Adat, dan Budaya

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • January 2023
  • December 2022

Categories

  • Dalam Negri
  • Destinasi
  • Luar Negri
  • Tips Wisata
©2023 Ransel Wisata | WordPress Theme by Superbthemes.com